Dalam kisah Abram dan Lot, menunjukkan bahwa bagaimana Abram mengalah terhadap keponakannya Lot dengan mendahulukan pilihan kepada Lot untuk memilih tempat bagi kehidupan Lot dan Abram, dimana Lot memilih secara kasat mata yang terbaik tetapi Abram mengalah dengan memilih tetap di tanah Kanaan. Sikap mengalah Abram menunjukkan bahwa dia telah menyalibkan diri untuk berbuat sesuatu yang lebih besar kepada orang lain sehingga mencerminkan kasih yang terbesar melebihi iman dan pengharapan. (Baca Kej.13:5-11)
Mengapa kita harus mengalah ? Karena :
1. Mengalah menunjukan kebesaran jiwa.
Dalam Yoh.1:35-37, menceritakan bagaimana Yohanes dengan memiliki jiwa yang besar mengakui bahwa Yesus lebih besar dari dia, dan Yohanes dengan berjiwa besar setelah ditinggalkan para muridnya sebab dia tahu bahwa para muridnya akan lebih baik bila mengikuti kemana Yesus pergi dibandingkan dengan bersama Yohanes.
Karena Yohanes mengalah dan berjiwa besar maka Yesuspun mengakuinya sebagai yang terbesar di antara manusia, Mat.11:11a.
Proses untuk menjadi yang terbesar adalah memiliki sikap mengalah dan diikuti dengan memiliki jiwa yang besar.
Seringkali Allah tidak memakai orang-orang yang pandai tetapi Allah sering memakai orang-orang yang berjiwa besar untuk mempersiapkan menjadi pribadi-pribadi yang besar.
2. Mengalah berarti menutup pintu bagi Iblis.
Mengalah bukan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, dengan mengalah berarti kita mneutup pintu bagi Iblis untuk kita tidak melakukan kejahatan, Wah.12:11.
3. Mengalah berarti memberi ruang bagi Allah untuk membela dan berjuang bagi kita.
Dalam kisah Kej.13:14-17, bagaimana Allah membela Abram dengan memberkatinya karena dia telah mengalah terhadap Lot dan memiliki prikiran yang positif tentang setiap rencana Allah.
Sejak manusia dilahirkan maka sudah menjadi tanggung jawab Allah untuk memelihara umat manusia, maka kita tidak perlu kuatir apabila kita hidup berkenan di hadapan Allah karena Allah pasti bertanggung jawab dengan memberkati kehidupan kita, Amsal 10:22.
Kenapa kita kita harus menyangkal diri atau menyalibkan daging ini ? Karena daging tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga.
Gal. 2:20, Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Amin
Ringkasan kotbah,
dibawakan oleh : Bp. Jonathan Triyuwono (Staff Gembala II)