Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Roma 2:4
Allah memberikan pertanyaan di atas buat kita, bagaimana jawaban kita?
Rasul Paulus menulis Firman tersebut sebagai koreksi buat kehidupan jemaat yang sudah tidak bisa lagi menghargai kemurahan Allah.
Mungkin kita bisa menjawab "tidak" akan tetapi pada kenyataannya kita seringkali memungkiri kemurahan-Nya ketika kita sedang menghadapi permasalahan. Seringkali permasalahan kita terlalu besar melebihi kasih Allah dalam hidup kita, dan juga kita sebagai anak-anak ketebusan-Nya tidak mencerminkan kasih Allah dalam setiap tingkah laku kita.
Kadang juga kita mengukur kemurahan Allah dengan tingkat kenyamanan kita, bila kita merasa diberkati secara materi maka kita bisa menghargai kemurahan Allah. Bagaimana bila kita hidup di dalam tekanan ekonomi, aniaya karena nama Tuhan, atau permasalahan lainnya, bisakah kita masih bisa menghargai kemurahan Allah?
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga. Tetapi merekapun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali. Roma 11:22
Rasul Paulus tidak hanya bisa berbicara dan menulis tetang kemurahan Allah tetapi dia juga menjadikan kehidupannya sebagai teladan. Di dalam pelayanannya, Rasul Paulus tidak mencari keuntungan pribadi melainkan segala pelayanannya untuk kemuliaan Tuhan, sehingga firman yang disampaikannya kepada jemaat adalah murni untuk melayani Tuhan agar jemaat dapat hidup berkenan di hadapan Allah.
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Galatia 1:10
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. I Tes 2:4b
Jadi, kehidupan kita harus senantiasa berkenan di hadapan Allah dan menyenangkan hati Allah dengan menghargai setiap kemurahan Allah yang sudah diberikan kepada, Amin.
Ringkasan kotbah,
Ibadah Raya I - Minggu, 3 Oktober 2010
Dibawakan oleh : Pdm. Rini Batubara, STh