Marah adalah salah satu sikap manusia yang manusiawi. Marah muncul karena berbagai kasus, mungkin karena perasaan sakit hati, tersinggung, atau juga karena kebencian ataupun hukuman.
Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Mazmur 37:8
Kemarahan yang meluap-luap dan bersifat negatif akan menghasilkan dosa. Akibat dari kemarahan adalah :
- berakibat fatal
- citra diri yang negatif di hadapan orang lain
- tidak dewasa karena tidak bisa mengontrol diri
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Efesus 4:31
Kenapa kemarahan dapat berakibat fatal ?
Karena kemarahan atau panas hati yang disebabkan iri hati atau dengki itu akan membawa kita kepada dosa seperti kisah Kain yang membunuh adiknya Habel. (baca Kej 4:4-11)
Allah memperingatkan kepada Kain kenapa ia panas hati, adakalanya Roh Kudus berbicara kepada kita supaya kita bisa meredam emosi tetapi karena kita tidak dapat menguasai diri maka seringkali kita sudah berdosa dengan ucapan kita ataupun tindakan kita. Apabila kita tidak mendengarkan suara Roh Kudus tetapi memuaskan kemarahan dengan tindakan dosa maka kita seperti orang-orang yang bebal sehingga Allah akan mengutuk kita.
Kisah lain di alkitab adalah kisah Esau yang pendendam terhadap Yakub sehingga ia menjadi marah dan tidak dapat menuasai dirinya sehingga ingin membunuh Yakub adiknya. (baca Kej 25:22-32)
Kemarahan juga akan mengakibatkan retaknya hubungan kita dengan Allah, karena bukan Allah atau Roh Kudus yang menguasai hidup kita tetapi daging kita.
Kiat-kiat mengatasi kemarahan yang meledak-ledak :
- pengakuan dosa di hadapan Allah untuk meminta pengampunan dari Allah
- menerima orang-orang yang tersakiti ataupun yang telah menyakiti kita seperti yesus yang sudah menerima kita apa adanya
- Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. I Kor 13:5
- koreksi diri dengan tidak mempertahankan sikap diri yang salah.
bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, I Tim 3:3
Amin.
Ringkasan kotbah,
dibawakan oleh : Pdt. Drs. Daniel Batubara, MA